Pagi mendung, sisa hujan subuh tadi. Siapin bekal, setelah sekian lama gak bawa bekal. Lesu. Berangkat kerja macet sampai depan kantor, alamat telat, cuek aja.
Di kantor saling sapa dan bagi kabar, rekan ada yang buka online shop di Instagram dan nanya pendapat tentang produk2nya, seru, tapi ada yang ngeganjal. Boss nanya tentang novel yang lagi gue baca, novel yang juga gue pinjam dari Boss, gue jawab dan terlibat percakapan tentang buku2 lain. Sempat berdebat, dapat disimpulkan selera bacaan kami berbeda, walau selera fashion sama. Boss suka bacaan yang ringan, gue suka bacaan yang bikin mikir (mutlak) kecuali bukunya ber-genre humor. Pembahasan sampai juga ke bintang film. Juga seru. Tapi (lagi), ada yang ngeganjal.

Tiba2 inget mimpi tadi malam.
Ditemenin Almh Dona belanja baju di HnM, sayangnya alat bayar kartu ketinggalan di rumah. Cari baju di HnM untuk kami juga untuk beli baju bayi si Jeihan. Sampai akhirnya telpon Dendy untuk bawa sang alat bayar yg ketinggalan di rumah ke HnM Kokas, karena katanya Dendy mau nyusul. Gue keukeuh gue yang bayar, karena pengen nyenengin Dona. Belum sampai Dendy datang, gue kebangun dari mimpi itu.
Sedih…
Ternyata itu yang mengganjal: Mimpi ketemu adek tersayang.
Mimpi buruk bagi gue. Karena gak tuntas senang2 dengan dia. Juga karena harus ‘ketemu’ dia lagi.. Karena tiap ‘pisah’ setelah ‘ketemu’nya itu bikin nyesek…
Diingat2.. sepertinya gue lupa berdoa sebelum tidur 🙂
Pelajaran.. baca doa selalu sebelum tidur yaa.
Wrap.
~ Pagi, jumat, 10 Feb 2017, langit masih mendung, AC dingin, suasana kantor sepi, dengerin Jak101fm yang puterin lagu Bunda nya Potret yang mengharu biru itu. D*mn…..
Alfatihah untuk Dona..